Januari 2019 - Fuji Astuty

Jumat, Januari 18, 2019

Keunikan Tugu Becak di Pematangsiantar
Januari 18, 2019 31 Comments
Tugu Becak


Liburan akhir tahun, biasanya saya pergi ke Pantai. Karena akhir-akhir ini cuaca tidak bisa diprediksi, serta khawatir air laut pasang. Jadi akhir tahun 2018 saya memilih untuk melihat keindahan kota saja. Kota tersebut adalah Pematang Siantar. Kenapa Pematangsiantar? Karena sudah lama saya ingin berkunjung ke Kebun Binatang di Kota Pematangsiantar. Masyarakat kota Medan sudah tahu bahwa Kebun binatang di Kota Pematangsiantar lebih terawat dan lengkap dibandingkan dengan kebun Binatang di Kota Medan. Karena itu saya sangat miris untuk melihat kebun Binatang di Kota Medan.  Namun, besar harapan saya agar suatu hari Kebun Binatang kota Medan menjadi lebih baik lagi.. Aamiin.


Banyak teman-teman saya yang memberitahu bila ke Kebun Binatang Kota Pematangsiantar saya tidak bisa pulang hari bila menggunakan angkutan kereta api. Akhirnya saya memilih nginap. Sembari menginap alangkah asyiknya jalan-jalan ke tempat-tempat wisata lain di Kota ini. Setelah dari kebun binatang Siantar, saya mengunjungi tempat yang dikenal di daerah itu yaitu “Tugu Becak”.

Mendengar kata tugu becak, tentu banyak pertanyaan di dalam pikiran saya. Mengapa tempat itu dinamakan tugu becak? Ada apa dengan becak di Pematangsiantar? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Pelantikan Tugu  Becak

Bapak Gubernur Sumatera Utara H.T Erry mengatakan bahwa becak Siantar (Pematangsiantar)  memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Dengan demikian perlu dikembangkan.  Sehingga tugu Becak Siantar yang berada di Jalan Merdeka kota Pematang Siantar diresmikan menjadi ikon baru bagi Kota Pematang Siantar pada tanggal 15 Oktober 2016.

Sejarah Tugu Becak

Pelestarian becak bermotor warisan dari kolonial yang dilakukan oleh Pemko Siantar merupakan salah satu upaya dalam pembangunan pariwisata. Becak Siantar ini telah dikenal di seluruh pelosok dunia, karena Birmingham Small Army (BSA) merupakan sepeda motor pabrikan Inggris yang dibuat untuk kenderaan perang. Birmingham Small  Army  atau lebih dikenal dengan BSA adalah jenis motor langka yang mulai diproduksi di Inggris tahun 1940 namun produksi dihentikan tahun 1960.
Perusahaaan BSA sendiri muncul pada tahun 1861 silam oleh 14 orang pendiri Birmingham Small Arms Company. Di awal peluncuran, BSA dirancang sebagai kebutuhan transportasi di masa  perang  yang kemudian  dibawa oleh penjajah ke berbagai Negara, diantaranya Indonesia.

Becak ini menggunakan tenaga mesin motor buatan The Birmingham Small Army Company (BSA). Dimana perusahaan ini merupakan penyuplai persenjataan tentara Inggris selama perang Crimean (1853-1856). Setelah perang mulai mereda, BSA tetap terus mengembangkan produknya sehingga menjadi pemasok kenderaan militer untuk tentara Inggris. Di masa inilah perusahaan ini memproduksi 126.000 sepeda motor dengan tipe M20 berkapasitas mesin 500 cc. Nah, sepeda motor buatan tahun 1941 inilah yang kemudian ikut dibawa pasukan sekutu ke Pematang Siantar. Setelah Inggris kalah perang, sepeda motor milik mereka pun ditinggalkan begitu saja. Namun, ada beberapa pengusaha perkebunan Belanda dan Eropa memberikan sepeda motor itu dengan cuma-cuma kepada warga Indonesia.

Tahun 1950-an Sepeda motor ini dibiarkan hingga menjadi barang rongsokan. Lalu muncul ide dari warga setempat untuk memperdayakan sebagai mesin penarik becak. Bahkan banyak orang mencari dan memburunya ke berbagai daerah, seperti Medan, Asahan, Deliserdang, Rantau Parapat dan Riau, sebab harganya sangat murah. Hasil yang didapat dari pemburuan itu kurang lebih 2000 unit becak BSA sudah berada di Siantar pada masa 1980-an hingga 1990-an.

Sejak saat itu, Siantar menjadi kota yang dikenal sebagai gudangnya Sepeda motor BSA. Ternyata, banyak para kolektor berburu BSA ke kota ini baik dari dalam negeri maupun luar negeri bahkan dari Negara asalnya yaitu Inggris.

Transaksi jual-beli inipun berlangsung hingga rentang waktu 10 tahun sejak 1990, kemudian jumlah becak BSA di Siantar kembali menurun tajam di tahun 2000-an menjadi 600-an dan kini hanya tersisa 200 unit saja.

Mengenai perawatannya, becak Siantar ini tidaklah mudah serta membutuhkan keahlian khusus. Selain itu, suku cadangnya sudah tidak diproduksi lagi bahkan pabriknya pun sudah tidak ada, untuk itu dibuat bengkel las bubut ataupun dengan memodifikasi suku cadang motor atau mobil yang bisa digunakan sebagai substitusinya dalam menangani kendala yang dihadapinya.   
Kita tahu bahwa Kota Pematang Siantar dekat dengan Danau Toba sehingga sangatlah  berpotensi untuk dioperasikan khusus mengangkut wisatawan yang menuju Danau Toba. Hal ini juga diimbau oleh Bapak Erry.

Berselfie Ria di Tugu Becak

Dilihat dari sekilas sejarah BSA , sangatlah pantas menjadikan Tugu Becak sebagai icon bagi kota Pematangsiantar. Sehingga kita perlu menjaga kelestarian becak antik tersebut.. Karena hanya kota Pematangsiantar yang memiliki becak bermotor antik serta memiliki nilai sejarah yang tinggi.  Walau hanya sebuah tugu namun banyak para pengunjung  dari luar kota maupun dalam kota senang mengunjungi tugu tersebut  hanya untuk berselfie ria. Tidak hanya berselfie ria melainkan ada cerita yang menarik pada tugu tersebut yang memiliki nilai sejarah. Dan kita perlu mengetahui sejarah tersebut. Dan saya mengakui becak-becak di kota ini berbeda bila dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia.

Sejarah hanyalah sebuah kisah namun kita perlu mengenangnya dan menjadi langkah awal di dalam kehidupan ini. Dan sejarah tersebut perlu kita ketahui walau kita tidak ikut di dalam sejarah tersebut melainkan kita menjadi pewaris dari sebuah sejarah.   



Reading Time:

Rabu, Januari 02, 2019

Asyiknya Liburan di Taman Hewan Pematangsiantar
Januari 02, 2019 39 Comments


Liburan menyambut pergantian tahun masehi biasanya ditandai dengan liburan anak-anak sekolah yang dimulai dari tingkat SD hingga tingkat perguruan tinggi. Momen ini sangat dinanti bahkan dimanfaatkan untuk jalan-jalan ke suatu tempat bersama orang tua dan saudara-saudara bahkan teman-temannya.

Perjalanan kali ini saya berkunjung ke kota PematangSiantar. Kota kecil di Provinsi Sumatera yang terkenal dengan oleh-olehnya Roti Ganda dan Kue Ketawanya. Selain itu, ada beberapa tempat yang menjadi tujuan dari wisata lokal yaitu kebun binatangnya, kebun teh Sidamanik dan tempat-tempat wisata lainnya.

Diantara tempat-tempat tersebut, saya memilih berkunjung ke kebun binatang. Bukan karena ingin mencocokkan muka (gurauan banyak orang), melainkan kebun binatang di PematangSiantar cukup dikenal di Provinsi Sumatera Utara. 

Mengapa cukup dikenal dan diminati?

Pada awalnya taman hewan ini dikenal dengan kebun binatang Siantar yang diresmikan pada tanggal 27 November 1936 dengan luas areal 4.5 hektare. Karena kota Pematang Siantar adalah kota kecil dibandingkan dengan Kota Medan, maka saat tiba di Kota ini untuk menuju ke kebun binatangnya tidak begitu jauh, dimana kebun binatang ini berlokasi di alamat  Jl. Kapt MH. Sitorus No. 10, Kota Pematang Siantar, di Provinsi Sumatera Utara. Dan kebun binatang ini mengantongi izin berupa Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan Nomor SK 84/Menhut-II/2007 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Maret 2007.

Sejarah Taman Hewan Pematangsiantar

Kebun binatang ini bermula dari kegemaran Dr. Coonrad, yang merupakan seorang pecinta hewan dari bangsa Kolonial Belanda akan dunia Zoologi. Riwayat kebun binatang ini mulanya dari sebuah Taman Zoologi dan Botani di atas sebidang tanah dengan luas 4.5 Ha yang terletak di wilayah Kota Pematangsiantar. Dr. Coonrad memprakarsai berdirinya Taman Zoologi dan Botani pertama di Kota Pematangsiantar sekaligus juga menjabat sebagai pimpinan pertama dari Komunitas Pecinta Zoologi dan Botani. Setelah kemerdekaan Indonesia, pada bulan Juni 1956 di situs Taman Zoologi dan Botani yang didirikan oleh Dr. Coonrad tersebut didirikan pula sebuah Museum Zoological oleh Prof. Dr. F. J.Nainggolan yang diresmikan oleh Ibu Rahmi Hatta yaitu ibu wakil Presiden RI pada kala itu Ir. Mohammad Hatta. Selama beberapa tahun Taman Zoologi dan Botani Kota Pematangsiantar disebut juga sebagai KIebun Binatang Pematangsiantar. Dan ternyata Kebun Binatang Pematangsiantar ini merupakan kebun binatang keempat tertua di Indonesia yang masih bertahan setelah Kebun Binatang Surabaya, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan di Bukit Tinggi dan Kebun Binatang Bandung.

Pada saat itu masih bernama Kebun Binatang Pematangsiantar berada di bawah pengelolaan Pemerintah Daerah. Kemudian tanggal 1 September 1996, Kebun Binatang Pematangsiantar diambil alih pengelolaannya oleh PT Unitwin Indonesia Medan yaitu perusahaan pihak Swasta yang dipimpin oleh seorang pengusaha Nasional dan Pecinta Lingkungan Hidup bernama Bapak Dr. H. Rahmat Shah. Kemudian di bawah pengelolaannya Kebun Binatang Pematangsiantar ini diubah namanya menjadi Taman Hewan Pematangsiantar (THPS). Alasan pengubahan nama ini dikarenakan kata kebun binatang kurang etis untuk diperdengarkan kepada khalayak.  

Untuk menuju ke kebun binatang, tidak begitu jauh, karena kota PematangSiantar ini kecil bila dibandingkan dengan Kota Medan. Kebun Binatang ini dibuka pukul : 08.00 – 17.00 WIB dengan harga tiket masuk RP 25.000,-. Kebetulan saya berkunjung saat libur panjang dan libur umum, tentu saja Kebun binatang ini sangat ramai dikunjungi. Hal ini menyebabkan tiket masuk ke kebun binatang ini melonjak dari harga menjadi Rp 30.000,- . itulah risiko bila kita berkunjung ke Taman Hewan pada saat liburan harga tiket menjadi naik. Tidak hanya itu saja, Taman hewan ini sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung. Bahkan hari makin sore pengunjung pun semakin ramai. Setelah membayar tiket masuk kita akan mendapat kertas yang akan digunakan ke pergelangan tangan kita. Selama di kebun binatang itu, kita harus memakai kertas tersebut di pergelangan tangan kita. 



Situasi di dalam Taman Hewan Pematangsiantar

Setelah melewati pintu masuk maka kita akan menjumpai beraneka ragam hewan-hewan yang diurus dan dirawat dengan baik, walaupun berada di kandang. Taman hewan ini memiliki ratusan spesies diantaranya mamalia, ungags, dan reptile. Ada lebih dari 51 ekor spesies mamalia, lebih dari 113 ekor spesies ungags dan lebih dari 19 ekor spesies reptil. Satwa-satwa ini ditempatkan dikandangnya, ada harimau, singa, zebra, kangguru, kuda poni, kancil, ular, kera, beruang dan lainnya. Ada juga unta, jadi bila kita ingin melihat unta, kita bisa berkunjung ke taman hewan Pematangsiantar.












Pengunjung tidak perlu khawatir bila ingin selfie-selfie di kandang satwa yang ada di taman hewan ini, karena kandangnya sudah dikunci dan aman bagi pengunjung.  



Disamping itu, ada toko souvenir untuk beli oleh-oleh atau hadiah berupa boneka, gantungan kunci dan lainnya yang telah dirajut dengan tulisan “Siantar Zoo”. Ini menunjukkan bahwa ciri khas dari Siantar Zoo itu sendiri. Dengan berkunjung ke toko souvenir itu, kita bisa beli oleh-oleh sebagai kenang-kenangan mengenai "Siantar Zoo".



Tidak hanya toko Souvenir saja melainkan ada juga tempat Mushalla, jadi umat muslim tidak kebingungan untuk melaksanakan ibadah yang dilengkapi dengan mukena bagi wanita dan juga tempat berwudhu sehingga kita tidak perlu antri. Untuk tempat wudhu agak dipisahkan dengan tempat toilet. Dan tempat toilet ini dijaga kebersihannya, sehingga pengunjung tidak mencium aroma yang tidak diinginkan. Dan untuk bayar uang toiletnya, ada tempatnya yang bertuliskan dengan tulisan “ dibayar secara ikhlas” artinya tidak ditentukan berapa yang harus dikeluarkan.



Di dalam taman hewan ini juga disediakan kolam renang khusus anak-anak, tentu ini akan membuat betah anak-anak yang sedang berkunjung ke kebun binatang. Ditambah lagi dengan jajanan yang disediakan oleh penjual, mulai dari minuman, makanan, hingga es krim dan tempat yang disediakan untuk menikmati makanan. Selain itu juga ada jual pakaian dan aksesories. Para pengunjung tidak perlu khawatir akan cuaca panas, karena di dalam kebun binatang itu juga ditanami pepohonan yang membuat tempat tersebut menjadi teduh.


Masalah yang terjadi di Taman Hewan Pematangsiantar

Tanpa kita sadari sebagai pengunjung, kita selalu membawa makanan atau membeli makanan kemudian makanan itu kita beri kepada satwa-satwa yang ada di taman hewan Pematangsiantar. Itu akan berakibat buruk, yaitu akan timbul masalah kebersihan karena makanan saat kita melempari makanan ke satwa tersebut bisa saja makanan tersebut jatuh dan tidak diambil lagi atau membuangnya ke tong sampah yang telah disediakan. Selain itu bisa mengakibatkan kesehatan satwa di taman hewan tersebut terganggu, karena memberi makan sembarangan. Para pengunjung kurang memahami satwa-satwa di taman hewan tersebut jenis satwa apa dan makanan yang cocoknya apa. Sehingga di depan kandang satwa tersebut di beri tanda ciri dari satwa tersebut serta jenis satwa apa. Namun, masih ada pengunjung yang mengabaikan tanda tersebut. 



Alhmadulillah, satwa-satwa ini memiliki dokternya, namun kita perlu menjaga kesehatan dari satwa-satwa tersebut dengan cara, saat kita berkunjung sebaiknya membaca aturan di taman hewan Pematangsiantar dan tidak memberi makan sembarangan, serta menjaga kebersihan.  

Liburan ke taman hewan sangat mengasyikan, tidak hanya menghilangkan penat akibat aktivitas yang padat selama ini, melainkan menambah wawasan mengenai sejarah, dan juga pengenalan akan satwa-satwa. 

Reading Time: